Kamis, 15 September 2022

Tips Mengatasi Demotivasi Serta Cara Mengalokasikan Gaji Bulanan

Hai Assalamualaikum Semuanya! Apa Kabar? Semoga kita semua senantiasa diberikan nikmat sehat, hidup yang bahagia serta terus memiliki motivasi dalam kehidupan ya! 

Ngomong-ngomong soal motivasi, apa sih motivasi hidup kalian? Atau pernah gak sih kalian mengalami demotivasi? Beberapa tahun lalu aku pernah mengalami demotivasi dimana beraaaaaat sekali rasanya untuk melakukan pekerjaan dan pekerjaan yang ku lakukan tidak lagi menyenangkan bahkan rasanya membosankan. Jangankan untuk dikerjakan, mengingatnya saja kadang bikin aku badmood serta malas seharian. Kayak lagi butuh Healing gitu kan *ehh 

Kalau dulu biasanya saya rela begadang demi menyelesaikan pekerjaan, di situasi itu justru sebaliknya. Aku malah sering sekali menunda dan membuat pekerjaan semakin menumpuk. Gak ada lagi semangat untuk mencari uang ataupun mencapai impian yang awalnya sangat semangat ku kejar. 

Dari tadi bicara soal Demotivasi, sebenarnya apa sih Demotivasi itu? 

Demotivasi adalah kondisi ketika seseorang tidak memiliki dorongan untuk berbuat sesuatu yang mengakibatkannya menjadi tidak bersemangat dan cenderung seperti kehilangan arah. Dari pengertian tersebut sudah jelas kalau saat itu aku sedang mengalami demotivasi dalam pekerjaan. Karena aku sudah tidak bersemangat lagi untuk bekerja. 

Demotivasi bukanlah hal yang baik jika dibiarkan terus-menerus karena ini akan berpengaruh pada kualitas kinerja kita di kantor. Untuk itu, harus segera dicari solusi untuk mengatasi demotivasi ini. Untuk mengatasinya kita harus membenahi penyebabnya. Penyebab demotivasi yang kualami saat itu adalah perasaan kurang cukup. Aku merasa penghasilanku dan suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga kami hingga akhirnya aku mengalami Demotivasi. Kalau kalian merasakan apa yang kualami juga pleaseee baca tulisan ini sampai selesai. Karena cara mengatasi demotivasi seperti kasusku adalah dengan mengatur ulang keuangan keluarga. 

Beberapa hari yang lalu aku mengikuti webinar yang diadakan oleh FWD Insurance, FWD Insurance memang rutin mengadakan seminar sejenis dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia. PT FWD Insurance Indonesia (FWD Insurance) sebagai pelopor asuransi jiwa berbasis digital di Indonesia, mengajak Komunitas Blogger untuk mengikuti Webinar Literasi Keuangan yang bertajuk “It’s time to Press Play to your dreams, life, and good money management” sebagai salah satu bagian dari rangkaian kampanye ‘FWD Bebas Berbagi’. 

Webinar tersebut memiliki narasumber yang merupakan pakar dibidangnya masing-masing yaitu Muara Makarim – Self love & Purpose Life Coach dan Mada Aryanugraha – Financial Consultant, Co Founder & CEO @Sipundi.id. Dalam webinar tersebut. Selain materi tentang goals setting dan money management yang super duper akan kepake dikehidupan ku, diadakan juga sesi praktek menyusun goals hingga dream life yang ternyata gak sesusah apa yang ku fikirkan. 

Aku gak mungkin share keseluruhan acara karena mau bikin kalian penasaran dan nungguin webinar berikutnya. Jadi kali ini aku akan share sedikit materi yang diberikan kemarin 😊 

Alokasi Pendapatan 

Coba kumpul dulu tim yang gajiannya Cuma numpang lewat aja :D Jadi agar memudahkan kita dalam mengalokasikan pengeluaran, kita bisa mencoba prinsip 10 – 20 – 30 – 40. Apa itu? 

10% untuk Gaya Hidup 

Turunkan gaya hidup. Banyak orang yang menghabiskan uang lebih banyak dari kemampuannya hanya untuk memenuhi gaya hidupnya. Coba deh kurangi atau kalau bisa hilangkan pengeluaran untuk gaya hidup yang kamu rasa tidak perlu. Nah, kedepannya yuk belajar membedakan keinginan dengan kebutuhan. Dengan belajar mengendalikan keinginan secara tidak langsung juga membantu kita menghemat pengeluaran yang sebenarnya tidak perlu. Budget bulanan untuk memenuhi gaya hidup tetap ada kok! Tapi gak lebih dari 10%. Jadi semisal gaji bulananmu 10juta berarti budget untuk gaya hidupmu 1juta. 

20% untuk Investasi dan Proteksi 

Dalam konteks keuangan, persiapan untuk masa depan mencakup dana darurat, asuransi jiwa dan kesehatan, dana pendidikan anak, dana pensiun, dana untuk DP rumah (bagi yang belum memiliki), mengembangkan kekayaan, dan dana untuk berbagai tujuan keuangan lainnya. Untuk pemenuhan masa depan tersebut bisa menggunakan berbagai produk jasa keuangan dan investasi seperti tabungan, deposito, asuransi dll. Jadi kedepannya bila terjadi pengeluaran yang sifatnya darurat seperti masuk rumah sakit atau ada kerabat yang meninggal, maka posnya diambil dari alokasi ini. Nah untuk produk asuransi yang bisa menjaadi piilihan kalian, kalian bisa cek di Press Play Bersama FWD

30% untuk Cicilan Hutang 

Boleh kok punya hutang! Selagi hutang kita masih di presentase 30% dari penghasilan maka masih bisa dikatakan wajar. Contohnya, cicilan rumah, kendaraan, atau peralatan untuk kebutuhan wajib. Untuk rumah dengan status sewa juga bisa dimasukkan dalam alokasi ini. 

40% untuk Kebutuhan Hidup 

Persentase ini idealnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari adalah 40%, 40% disini adalah termasuk biaya makan, minum, transportasi, tagihan listrik, sekolah anak dll 

Nah, baru sedikit materinya saja sudah bermanfaat sekali kan? Maka dari itu, webinar selanjutnya kalian wajib banget ikutan! Untuk informasinya kalian bisa rutin main ke Instagramku atau ceki-ceki di akun instagram @fwd.id #FWDPressPlay

1 komentar:

fanny_dcatqueen mengatakan...

Aku juga membuat pos2 pengeluaran seperti ini mba. Bedanya paling utk pos kebutuhan hidup, aku pecah2 lagi lebih detil, supaya ga bingung. Uang belanja pasar, uang belanja bulanan, bayar asisten2 ku, bensin mobil dan motor dll... Jadi lebih terkontrol juga.

Dan kalo udh bikin pos2 begini, intinya harus disiplin ngikutin budget. Krn banyak temen2ku yg walopun udh bikin pos2 pengeluaran, tapi ga disiplin. Ngeliat ada diskon dikit, langsung gatel mau belanja, potong pake uang investasi misalnya... Yg ada ga terkumpul-kumpul target investasinya

Kodrat Perempuan Cuma Jadi ART Setelah Nikah, Emang iya?

Terlahir di Negara dengan budaya ketimuran membuatku harus mengikuti adat yang sudah berjalan di Masyarakat. Mau tidak mau harus menjalankan...