Rabu, 22 Mei 2019

Memutus Rantai Thalassemia

Assalamualaikum..

Teman-Teman, Sudah pernah dengar penyakit Thalassemia?
Saya rasa Thalassemia masih sangat awam didengar. Kali ini saya akan membahas sedikit tentang penyakit ini.





Thalassemia merupakan penyakit kelainan darah merah akibat berkurang atau tidak diproduksinya rantai protein pembentuk Hemoglobin utama.

Penyebab Thalasemia adalah mutasi DNA yang menyebabkan kecacatan pada salah satu atau kedua protein penyusun hemoglobin, yaitu alfa globin dan beta globin. Semakin banyak jumlah gen yang bermutasi, otomatis akan semakin parah pula thalasemia yang dialami.

Jika bentuk protein penyusun hemoglobin cacat atau tubuh tidak bisa membuat jumlah yang cukup, tubuh tidak bisa memproduksi sel darah merah dan hemoglobin yang normal dalam jumlah cukup. Akibatnya tubuh tidak akan bekerja dengan baik. Penyakit kelainan darah ini menyebabkan sebagian besar sel darah merah hancur sehingga menyebabkan gejala khas anemia (lemah, letih, lesu).

Gejala thalassemia tidak selalu sama pada setiap pengidapnya. Tanda dan gejala yang muncul biasanya tergantung pada jenis thalasemia dan tingkat keparahan kondisinya. Namun, beberapa gejala thalasemia yang umum terjadi,



Seperti:
  • Kulit berwarna kekuningan atau pucat (jaundice) 
  • Kelelahan parah 
  • Sakit dada Cacat atau kelainan tulang, khususnya pada wajah 
  • Perut membengkak 
  • Pertumbuhan cenderung lambat 
  • Urine berwarna gelap 
  • Tangan dan kaki dingin 
  • Sesak napas 
  • Detak jantung cepat 
  • Sakit kepala 
  • Rentan terserang infeksi
Pengobatan Thalasemia 

Pengobatan thalasemia tergantung dari jenis dan tingkat keparahan gangguan. Berikut adalah perawatan thalasemia yang bisa dilakukan di antaranya: 

1. Transfusi darah 

Pengobatan utama pada penyakit thalasemia adalah melakukan transfusi sel darah merah. Tranfusi darah dilakukan pada mereka yang memiliki thalasemia sedang atau berat. Cara ini membuat sel darah merah menjadi sehat dengan kadar hemoglobin normal. Seberapa sering transfusi ditentukan dari jenis thalasemia yang dialami.

2. Terapi kelas besi 

Apabila telah melakukan transfusi darah secara rutin, hal itu bisa menyebabkan penumpukan zat besi dalam darah. Kelebihan zat besi pada tubuh bisa membayakan jantung, merusak organ hati dan beberapa bagian tubuh lainnya. Biasanya dokter akan menyarankan menggunakan dua jenis obat untuk menghilangkan zat besi yaitu Deferasirox dan Deferoxamine. 

3. Transplantasi sumsum tulang 

Pada kasus yang parah, transplantasi sumsum tulang dipercaya dapat membantu untuk mengganti sel-sel yang rusak dengan yang sehat dari pendonor. Pendonor biasanya berasal dari orang-orang terdekatnya atau keluarga. Hal penting lain yang juga harus  diketahui adalah transplantasi sumsum tulang tidak selalu cocok dan memiliki manfaat bagi penderita

4. Suplemen asam folat 

Obat thalasemia lainnya yang bisa digunakan adalah suplemen asam folat. Pengobatan thalasemia ini dapat membantu tubuh untuk memproduksi sel-sel darah yang sehat. Perlu diketahui, meski penyakit thalasemia bisa diobati dengan transplantasi sumsum tulang dan transfusi darah, namun kedua metode pengobatan thalasemia ini tidak cocok untuk semua penderita thalasemia dan bisa menyebabkan terjadinya sejumlah komplikasi. 

Thalassemia adalah penyakit keturunan. Maka, faktor risiko utama dari thalassemia adalah mutasi genetik yang diwariskan dalam keluarga. Seorang individu bisa memiliki thalasemia apabila salah satu atau kedua orangtuanya juga mengidap penyakit yang sama.




Itu sebabnya, skrining diperlukan untuk mengetahui kondisi masing-masing apakah menderita thalassemia sebelum menikah. Alasan lain perlu melakukan skrining thalassemia karena Indonesia masuk dalam 'ikat pinggang thalassemia' bersama dengan Italia, Yunani, Siprus, Cina, Thailand dan sederet area lainnya. Itu artinya penduduk Indonesia berisiko tinggi pembawa sifat thalassemia.

Bila dari hasil pemeriksaan skrining menunjukkan pria dan wanita tersebut pembawa sifat thalassemia artinya punya kemungkinan 25 persen melahirkan anak thalassemia mayor, 50 persen thalassemia minor, dan 25 persen sehat.

Doc Meilia Wuryantati

Menyadari hal ini Kemenkes mengajak Komunitas Blogger dan Masyarakat melakukan skrining gratis thalassemia di Gedung Kemenkes, Jakarta. Sekaligus memperingati Hari Thalassemia Sedunia.

Tidak ada komentar:

Kodrat Perempuan Cuma Jadi ART Setelah Nikah, Emang iya?

Terlahir di Negara dengan budaya ketimuran membuatku harus mengikuti adat yang sudah berjalan di Masyarakat. Mau tidak mau harus menjalankan...