Rabu, 31 Juli 2019

Anak Sering Flu? Moms Harus Tau Hal Ini

Halo Moms!


Bagaimana hari-hari menyenangkan sebagai ibu? Super duper sibuk dan juga menyenangkan bukan? Terlebih saat anak mulai masuk sekolah. Pasti para ibu mulai "Ngeri Ngeri Sedap" nih. Kenapa ya? Karena biasanya anak kita yang sedang fit-fitnya tiba-tiba bertemu dengan banyak sekali orang dilingkungan sekolah yang belum tentu semuanya sehat. Anak jadai lebih mudah tertular virus yang menyebar seperti batuk dan pilek.

Anak sering sekali mengalami batuk dan pilek, sampai-sampai mungkin kita bosan mengatasinya.
Ya, anak kecil memang lebih rentan untuk tertular penyakit. Sistem kekebalan tubuh anak yang belum matang mungkin membuat virus atau kuman lebih mudah untuk membuatnya sakit. Namun, sebenarnya apa yang menyebabkan anak sering batuk dan pilek?


Batuk dan pilek biasa bisa disebabkan karena infeksi virus pada hidung, tenggorokan, dan sinus. Anak kecil bisa lebih sering mengalami batuk dan pilek daripada anak yang lebih tua dan orang dewasa karena anak kecil belum mempunyai sistem kekebalan tubuh yang kuat. Anak kecil belum membangun kekebalan tubuh ke lebih dari 100 virus berbeda yang menyebabkan batuk-pilek.

Sebelum usia 7 tahun, sistem kekebalan tubuh anak belum kuat sepenuhnya. Selain itu, saluran pernapasan atas anak (termasuk telinga dan bagian sekitarnya) belum sepenuhnya berkembang sampai setelah usia sekolah. Sehingga, hal ini memungkinkan bakteri dan virus lebih bisa menyerang imunitas anak. Namun, kalau anak sering mengalami batuk dan pilek, jangan langsung beranggapan bahwa anak mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Source : https://www.colourbox.com/
Saat anak terkena batuk dan pilek, ia hanya sedang terpapar dengan banyak virus. Jika pilek sering menyebabkan masalah yang lebih serius, mungkin sistem kekebalan tubuh anak sedang menurun. Anak bisa terserang batuk dan pilek karena tertular dari orang sekitarnya, seperti saudara, orang tua, anggota keluarga, teman, dan lainnya. Anak yang sering beraktivitas dengan temannya, mungkin akan lebih sering mengalami batuk dan pilek.

Anak kecil biasanya tidak menutup mulut mereka saat batuk atau bersin, sehingga memudahkan penyebaran kuman ke temannya yang lain. Selain itu, anak kecil juga sering memegang hidung dan mulut, kemudian memegang benda-benda di sekitarnya, sehingga virus dan kuman bisa lebih menyebar. Musim hujan juga dapat memengaruhi batuk dan pilek pada anak. Pada musim ini, anak bisa lebih sering mengalami batuk dan pilek.

Anak seusia Zalwa (Balita) bisa mengalami batuk dan pilek sampai 9 kali setiap tahun. Sedangkan, orang dewasa bisa terkena batuk sebanyak 2-4 kali dalam setahun. Saat anak sudah pernah terkena virus yang menyebabkan batuk dan pilek, maka sistem kekebalan tubuh anak akan mengenalinya sehingga kekebalan tubuh anak pun menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, frekuensi batuk dan pilek akan menurun pada anak yang lebih tua.

Lalu bagaimana agar anak terhindar dari batuk dan pilek?

Talkshow Kenapa Harus Vaksin

Anak biasanya terkena batuk dan pilek karena tertular, bisa dari orang sekitarnya atau dari benda-benda yang terkontaminasi dengan virus batuk dan pilek. Biasanya, anak sering memegang benda-benda di sekitarnya, ia tidak mengetahui apakah benda-benda di sekitarnya itu bersih atau tidak. Setelah memegang benda tersebut, kemudian anak memegang anggota tubuhnya atau memasukkan jarinya ke mulut atau ke hidung.

Oleh karena itu, untuk mencegah batuk dan pilek pada anak, Moms bisa mengajarkan anak untuk selalu mencuci tangannya. Biasakan anak untuk selalu cuci tangan setelah dari kamar mandi, sebelum dan setelah makan, serta setelah bermain. Jangan lupa untuk mencuci tangan menggunakan sabun agar kuman-kuman yang menempel di tangan anak mati dan pastikan semua bagian tangan sudah terkena sabun dan air. Ini merupakan hal kecil, tetapi bisa memengaruhi kesehatan anak. Jika anak sedang mengalami batuk dan pilek, ajarkan anak untuk selalu menutup mulutnya saat bersin dan batuk. Anak bisa menutup mulutnya dengan tisu atau dengan lengan bajunya. Hal ini bertujuan untuk mencegah penularan virus ke orang-orang sekitarnya.

atau dapat juga dilakukan tindakan pencegahan yaitu vaksin flu. Vaksin flu adalah cara terbaik untuk mencegah anak terkena virus influenza. Pemberian vaksin flu sebaiknya dilakukan setiap tahun, karena virus influenza seringkali menjadi kebal dengan vaksin yang diberikan di tahun sebelumnya.

Tentang Vaksin Influenza

Source : Halosehat.com

Vaksin influenza atau terkadang disebut dengan vaksin flu adalah salah satu perlindungan terbaik untuk melindungi dari virus Flu.Virus flu sendiri juga menyebar dengan cara penularan langsung maupun tidak langsung. Tentu ini bisa berbahaya bagi Anak maupun orang sekitar. Pasti gak tega ya melihat balita harus terkena flu. Oleh karena itu, vaksinasi influenza diperlukan untuk mencegah flu menyebar. 

Dosis Vaksin Influenza

Suntik vaksin influenza disarankan 1 x setahun karena virus flu berkembang terus setiap tahunnya. Oleh karena itu vaksin flu direkomendasikan dilakukan 1 x setahun. Tentu tetap aman karena sesuai dengan rekomendasi dokter. 

Tipe Vaksin Influenza

Perlu diketahui bahwa vaksin influenza ini memiliki beberapa tipe yaitu trivalent dan quadrivalent (quadrin). Tipe vaksinasi quadrivalent memiliki jenis anti virus yang lebih lengkap yakni virus influenza A (H1N1 dan H3N2) serta dua virus influenza B. Sedangkan vaksin trivalen memiliki kandungan H1N1 dan H3N2 serta galur virus influenza B. Ini adalah beberapa jenis vaksin yang ada di Indonesia.  Jadi kalau mau vaksin better pilih yang quadrivalent karena memiliki anti virus yang lebih lengkap.

Efek Samping dari Vaksin Influenza

Vaksin flu memiliki beberapa efek samping meskipun pada dasarnya hampir mirip dengan berbagai jenis vaksinasi  lainnya seperti :

  •  Nyeri pada area suntikan, rasa sakit ataupun terkadang demam rendah bisa terjadi. 
  •  Gatal di area suntikan 
  •  Badan terasa sedikit letih dan lesu. 
Adapun reaksi alergi yang mengancam nyawa seperti kesulitan bernafas, sesak ataupun gatal parah, detak jantung cepat sangat jarang sekali terjadi. Sangat kecil kemungkinan tersebut terjadi karena peluangnya 1 berbanding 1 juta orang yang dilakukan vaksinasi. Maka dari itu pastikan Moms dan keluarga melakukan vaksinasi dengan tempat dan dokter terpercaya. Agar tetap bisa berkonsultasi meskipun selesai melakukan proses vaksinasi. 

Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan buruk pasca vaksinasi. Untuk penanganan gejala ringan, Kita bisa istirahat secukupnya atau menggunakan vitamin yang direkomendasikan oleh Dokter yang melakukan vaksin. Namun jika gejala yang dirasakan lebih dari yang umum, maka sebaiknya segera tanyakan ke Dokter yang untuk mendapatkan pertolongan segera.

Jadi Moms kapan nih mau konsultasi ke Dokter untuk melakukan vaksin flu? jangan nunggu anak flu ya Moms karena melihat anak rewel itu lebih berat dari rindunya dilan :)

Tidak ada komentar:

Kodrat Perempuan Cuma Jadi ART Setelah Nikah, Emang iya?

Terlahir di Negara dengan budaya ketimuran membuatku harus mengikuti adat yang sudah berjalan di Masyarakat. Mau tidak mau harus menjalankan...