Jumat, 19 April 2019

Anak Tidak Perlu Imunisasi, Yakin?

Assalamualaikum..



Tanya dong, Siapa disini yang anaknya sudah menerima Imunisasi Dasar Lengkap? Banyak yaa.
Tapi ternyata banyak juga lho orang tua yang belum aware dan tidak memberikan hak anak yang satu ini.

Iya Benar, Imunisasi merupakan hak anak yang harus kita penuhi sebagai orang tua.
Imunisasi adalah proses dimana seseorang menjadi resisten terhadap suatu penyakit. Imunisasi dilakukan sebagai suatu upaya guna meningkatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit, terlebih untuk seorang anak. Namun masih banyak orang tua di Indonesia yang tidak memberikan Imunisasi kepada anaknya dengan berbagai macam alasan.


Jenis-Jenis Imunisasi


1. BCG (Bacille Calmmete Guerin)

Imunisasi ini memberi kekebalan tubuh dari TB (Tuberkolosis) dan diberikan saat anak berusia 1 bulan.

2. DPT (Difteri Pertusis Tetanus)

Imunisasi ini memberi kekebalan tubuh dari Difteri, Pertusis dan Tetanus. Dilakukan secara rutin selama 4x yaitu 3x saat anak berusia dibawah 1 tahun dan 1x saat anak berusia diatas 1 tahun. Biasanya setelah 6 jam akan disertai demam dan rewel pada anak, namun hal ini hanya berlangsung sementara.

3. Polio

Imunisasi ini memberi kekebalan tubuh dari Poliomielitis. Biasanya digabungkan dengan imunisasi DPT pada usia dibawah 1 tahun.

4. Hepatitis B

Imunisasi ini memberikan kekebalan tubuh dari Hepatitis B dan diberikan sebanyak 3x.

5. Campak

Imunisasi ini memberikan kekebalan tubuh dari Campak. Diberikan saat anak berusia 9 bulan dan biasanya menimbulkan demam yang hanya berlangsung sementara.

6. HiB (Hemophilus Influenzae type B)

Imunisasi ini diberikan agar bayi memiliki kekebalan menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit terhadap penyakit radang selaput otak. Imunisasi ini diberikan tiga kali, dua kali di bawah satu tahun dan satu kali di atas satu tahun. Sampai saat ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, karena harganya yang cukup mahal.Tetapi dari segi manfaat,imunisasi ini cukup penting.

Hemophilus influenza merupakan penyebab terjadinya radang selaput otak (meningitis), terutama pada bayi dan anak usia muda. Penyakit ini sangat berbahaya karena seringkali meninggalkan gejala sisa yang cukup serius, misalnya kelumpuhan. Di Indonesia ada dua dibunuh, bagian tubuh dari bakteri atau virus itu juga jenis vaksin yang beredar, yaitu Act HiB dan Pedvax.

7.MMR (Measles Mumps Rubella)

Imunisasi ini bertujuan untuk mencegah gondok,campak, serta campak jerman. Imunisasi ini diberikan hanya satu kali. Setelah hari ke-3 biasanya bayi akan panas dan timbul bintik-bintik seperti terkena campak, namun bintik-bintik tersebut akan hilang dengan sendirinya. Sedangkan panasnya bisa diturunkan dengan obat penurun panas yang bisa dibeli di apotik.


Beberapa imunisasi dapat membentu kekebalan tubuh seumur hidup, seperti campak. Namun ada pula bentuk imunisasi yang memberikan kekebalan tubuh dalam jangka waktu tertentu. Misalnya, DPT dan polio. Penting juga untuk diingat para orang tua, saat anak akan diimunisasi, anak harus dalam kondisi yang benar-benar fit. Karena imunisasi yang diberikan pada bayi yang tidak sehat akan menjadi tidak efektif. Jadi, kita harus menunggu sampai bayi sembuh dari sakitnya.

Sebaiknya imunisasi diberikan selengkap mungkin. Biasanya dokter/bidan akan memberi tahu kapan bayi harus diimunisasi. Namun, akan lebih baik jika kita yang aktif bertanya, kapan dan imunisasi apa harus diberikan selanjutnya. Tanyakan juga efek samping apa yang akan terjadi dan apa yang harus kita lakukan.

Akhir-akhir ini banyak sekali berita Hoax yang beredar tentang imunisasi yang sudah jelas salah seperti :



“Imunisasi menyebabkan autisme”

Faktanya Pada tahun 1998 terdapat sebuah penelitian yang mengatakan bahwa terdapat kemungkinan hubungan antara pemberian vaksin MMR dengan autisme, namun ternyata penelitian tersebut salah dan hanyalah sebuah penipuan. Penelitian tersebut telah ditarik dari jurnal yang mempublikasikannya pada tahun 2010. Sayangnya, hal tersebut sempat membuat kepanikan pada masyarakat sehingga pemberian vaksin berkurang dan muncul wabah. Tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan ada hubungan antara vaksin MMR dengan autisme.

“Imunisasi menyebabkan asma atau alergi”

Faktanya Tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa imunisasi dapat menyebabkan atau memperburuk penyakit asma atau alergi. Justru mereka yang menderita asma atau alergi dianjurkan untuk mendapat imunisasi yang lengkap karena penyakit seperti pertusis dan flu dapat memperburuk kondisi asma. Pada beberapa orang memang dapat terjadi alergi saat imunisasi, namun risikonya sangat rendah. Angka kejadian terjadinya alergi berat hanya 1 dari satu juta imunisasi.

“Penyakit infeksi adalah hal yang normal, bagian dari pertumbuhan anak”

Faktanya Penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi sebagian besar adalah penyakit-penyakit yang serius dan mematikan, namun berkat pemberian imunisasi, penyakit-penyakit tersebut sudah jarang ditemukan. Sebelum pemberian imunisasi, banyak penderita polio yang harus bernapas dengan alat bantu pernapasan, anak-anak yang saluran napasnya tersumbat akibat difteri, ataupun anak-anak yang mengalami kerusakan otak akibat infeksi campak.

“Vaksin mengandung pengawet yang beracun”

Faktanya Setiap vaksin mengandung pengawet untuk mencegah pertumbuhan bakteri ataupun jamur. Pengawet yang paling sering digunakan adalah thiomersal yang mengandung ethyl mercury. Ethyl mercury sendiri tidak memiliki efek buruk terhadap kesehatan. Merkuri yang beracun adalah methyl mercury yang memiliki efek beracun terhadap sistem saraf manusia sehingga tidak digunakan sebagai pengawet. Ethyl mercury sendiri telah digunakan sebagai pengawet vaksin selama 80 tahun lebih dan tidak ada bukti ilmiah yang mengatakan bahwa thiomersal yang mengandung ethyl mercury berbahaya.

“Imunisasi tidak aman dan punya efek samping yang merugikan” 

Faktanya imunisasi aman digunakan untuk manusia. Semua vaksin yang memiliki izin telah diuji berkali-kali sebelum diperbolehkan untuk digunakan pada manusia. Peneliti juga selalu memonitor setiap informasi yang didapat mengenai efek samping yang muncul setelah pemberian imunisasi. Sebagian besar efek samping yang timbul setelah imunisasi hanyalah efek samping yang ringan. Penderitaan yang dialami oleh karena penyakit yang sebenarnya bisa dicegah dengan vaksin lebih berat dibandingkan pemberian vaksin itu sendiri.

Nah diluaran banyak sekali hoax hoax yan beredar tentang Imunisasi/Vaksin ini, yang penting kita ketahui adalah Imunisasi jelas aman karena kalau tidak aman tidak akan bisa masuk ke negeri tercinta kita ini. dengan imunisasi pemerintah berupaya untuk mengurangi jumlah kematian anak dan anak yang terserang penyakit berbahaya. 


Namun, sebagai orang tua kitalah yang menjadi pintu pertama menuju hidup sehat anak-anak kita. Jadi pastikan anak-anak kita sudah mendapatkan yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Kodrat Perempuan Cuma Jadi ART Setelah Nikah, Emang iya?

Terlahir di Negara dengan budaya ketimuran membuatku harus mengikuti adat yang sudah berjalan di Masyarakat. Mau tidak mau harus menjalankan...